"Do you believe in love at first sight?", he made himself look at her face, at her wide-open eyes, and earnest forehead.
At her unbearably sweet mouth, "I Don't know", he said. "Do you believe in love before that?"
- Rainbow Rowell, Attachments
Haloooo~ back here blogging again!. Setelah kemarin menjalani hari-hari super padat karena urusan kerjaan, akhirnya selesai dan punya waktu buat diri sendiri. Karena kegiatan yang super padat kemarin, berangkat pagi buta dan pulang matahari terbenam, jadi begitu sampe rumah udah mager banget buat buka laptop bahkan cuma buat sekedar ngehibur diri huhuuu~
Jadilah akhirnya, gue hanya membaca-baca ulang novel-novel lama gue. Dan selama dua hari terakhir ini gue membaca ulang salah satu novel gue, judulnya yaitu: "Attachments", karya Rainbow Rowell. Buat book-lovers, pasti nama Rainbow Rowell udah gak asing. Bukunya dia yang paling terkenal sebelum Attachments ini adalah, Fangirl dan juga ELEANOR & PARK.
![]() |
lucu-lucu ya cover bukunya? |
Gue sempet baca Eleanor & Park tapi sayangnya belum kelar karena hanya baca lewat e-book dan i prefer to read a in a complete book, jadi nanti gue akan cari buku bentuk fisiknya aja dan kebetulan baru nemunya "Attachments" aja. Jadi hari ini gue akan membahas sedikit review buku berjudul Attachments ini.
Attachments ini adalah sebuah novel yang menceritakan tentang kisah cinta di akhir era 90an dan menjelang memasuki era 2000an. Karakter utama dari buku ini adalah tentang seorang cowok namanya Lincoln. Di novel ini, Lincoln di deskripsikan sebagai pria berperawakan tinggi besar dengan wajah sekilas mirip sama Jason Bateman, seorang aktor asal Amerika.
![]() |
ya kira-kira kayak begini deh si Lincoln itu |
Biarpun ganteng dan oke, tapi sayangnya (kalo menurut gue), si Lincoln ini adalah tipe cowok pemalu yang kurang begitu percaya diri. Karena pernah dicampakkin sama first love-nya dia dulu, Lincoln berubah jadi sosok cowok yang kurang percaya diri. Sampai akhirnya, dia tahu seorang cewek yang kebetulan kerja satu kantor sama dia, namanya Beth Fremont. Lincoln bekerja di sebuah perusahaan surat kabar, The Courier. Ia bekerja sebagai internet system security (kira-kira gitu deh nama kerjaannya gue lupa haha!). Pekerjaannya adalah menyaring email para karyawan kantor yang menyalahi aturan perusahaan. Jadi otomatis, pekerjaannya dia setiap hari adalah ngebacain email orang-orang. dan karena pekerjaan ini juga, Lincoln mengenal Beth Fremont.
Beth digambarkan sebagai cewek bertubuh agak tinggi, berambut hitam lurus. Gak ada deskripsi khusus kira-kira dia mirip artis siapa. Tapi kalo di bayangin, kira-kira ya begini deh sosok Beth Fremont:
Beth bekerja sebagai seorang movie reviewer untuk surat kabar The Courier, tempat dimana Lincoln juga bekerja. Jadi si Beth ini selain cantik, dia juga digambarkan sebagai cewek yang unik, ceria, dan cerdas. Hampir setiap hari, Beth ini kerjanya ngerumpi terus sama sahabatnya yang bernama Jennifer via email. Yap, dua cewek ini selalu ngerumpi diem-diem di sela sela waktu kerja melalui email. FYI, email itu adalah salah satu cara untuk "chatting" yang cukup happening di era 90-an. Saat itu, reputasi email itu gak kalah ngehits sama social media kayak path, atau facebook kayak yang kita pake sekarang ini.
Oke balik lagi ke cerita!, Lincoln mengenal Beth karena dia selalu ngebaca percakapan antara Beth & Jennifer via email. Sebenarnya, Beth dan Jennifer melanggar aturan perusahaan karena menggunakan email perusahaan untuk ngobrol urusan pribadi dan sebagai Internet system security, seharusnya Lincoln menegur dan memblock email si dua cewek ini. Tapi nyatanya, dia justru terhibur dengan obrolan random kedua cewek ini. Sampai akhirnya dia jatuh hati sama Beth, biarpun dia belum pernah ketemu dan gak pernah tahu sosoknya Beth ini seperti apa. Jadi intinya, buku ini bercerita tentang gimana Lincoln akhirnya bisa "melihat" Beth biarpun mereka kerja di dalam dan di satu atap gedung yang sama.
Di awal, ketika baca buku ini mungkin emang agak sedikit boring atau apa ya....susah sih mendeskripsikannya ya...kayak semacem lo gak bisa menebak ini buku akan bercerita tentang apa. Gue aja sempet break selama beberapa minggu untuk baca buku ini sampe akhirnya mutusin buat ngelanjutin lagi. Dan ternyata setelah membaca dari tengah sampe ke akhir, di situ baru terasa serunya. Gue pikir, cuma gue aja yang berpikir begini dan setelah gue baca-baca review dari website lainnya, mostly mereka berpikir sama kayak gue.
‘You can only judge Attachments at the end of the book, at the very last line. And after that you will be actually fangirling really hard’
Overall, I really enjoyed Attachments. Reading the book was a brilliant experience, it was a reality away from reality. It was not a chick–flick because there was nothing cliché about this book. It was very unexpected in the best way possible.
Satu hal yang gue suka dari Rainbow Rowell adalah cerita yang gak terlalu bertele-tele dan dramatis kayak kebanyakan novel romantis lainnya. Rainbow Rowell selalu bercerita yang diambil dari kehidupan nyata, jadi pembacanya sedikit banyak bisa relate dan terhubung dengan cerita karena mereka juga pernah ngalamin hal seperti apa yang terjadi di novel. Gue juga bukan tipe pembaca yang suka dengan cerita romantis yang menye-menye dan bertele-tele (coz i'm not a romantic person LOL!), jadi gue cocok banget ama cerita-ceritanya si mbak Rainbow Rowell ini.
Gue suka banget sama karakternya si Beth Fremont yang selow, quirky, dan selalu stay positive dan ceria. Bahkan ada part dimana ketika akhirnya dia harus mengakhiri hubungannya dia sama pacarnya yang udah dipacarinnya selama bertahun-tahun lamanya, karena si pacar gak kunjung juga mau ngelamar dia. Padahal pacarnya ini cowok ganteng vocalis band yang digilai cewek-cewek. Si pacarnya ini pun juga setia dan gak pernah tertarik sama cewek lain selain Beth. Tapi sayangnya, dia gak pernah siap buat berkomitmen lebih serius. Untuk wanita berusia menjelang 30 tahunan, gak ada gunanya kalo mereka harus terus stuck di hubungan yang gak jelas masa depannya. Akhirnya dia dengan tegar mengakhiri hubungannya itu. Gak ada scene di mana dia nangis-nangis meratapi nasib setelah putus. Dia justru segera move on dan nyoba buka hati lagi sampe akhirnya dia "menemukan" si Lincoln ini.
Sedikit banyak gue bisa relate sama alur cerita bersetting sekitar tahun 1999 menjelang tahun 2000 ini, karena di era itu, usia gue 8 tahun. Well, i was almost a teenager at that time LOL!. Satu pelajaran yang bisa gue ambil dari buku ini adalah, ketika kalian berpikir bahwa diri kalian tidak cukup baik untuk orang lain, maka akan ada orang lain yang justru bisa melihat diri kita lebih baik dibandingkan diri kita sendiri.
Seperti Lincoln yang udah gak percaya diri lagi ketika dia dicampakkin cinta pertamanya dan secara perlahan kepercayaan dirinya bangkit ketika dia baca email-emailnya Beth tentang dia. So, i totally recommend this book for you guys!. Hanya ada satu tips ketika membaca buku ini: JUST KEEP READING and you will find out how this book will be attached to your heart.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar